SUKABUMI, HALOSMI.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi berhasil menekan tingginya kasus stunting. Berdasarkan data yang diperoleh, selama tahun 2022 terdapat 806 kasus. Angka itu, lebih rendah jika dibandingkan pada tahun 2021 lalu yang jumlahnya mencapai 1.180 kasus.
Plt Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Wita Darmawanti, mengatakan menurunnya angka stunting tersebut merupakan keberhasilan pihaknya dalam menjalin kerjasama yang baik dengan semua unsur.
“Alhamdulillah kasus stunting di tahun 2022 menurun jika dibanding dengan tahun 2021,” ujar Wita kepada HALOSMI.COM, Kamis 12 Januari 2023.
Wita menjelaskan, percepatan penanganan stunting di Kota Sukabumi salah satunya dalam mewujudkan beberapa hal seperti koordinasi dan sinergi antar berbagai pihak, sehingga harus ada keterpaduan.
“Stunting ini merupakan kurang gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi, sehingga pertumbuhan tidak maksimal. Bagaimana melakukan intervensi. Yaitu, intervensi spesifik mengatasi penyebab langsung terjadinya stunting yakni spesifik melalui pemeriksaan kesehatan tenaga kesehatan melalui puskesmas, rumah sakit, dan klinik,” jelasnya.
Selain itu, kata Wita, intervensi sensitif mengatasi penyebab yang tidak langsung harus melibatkan semua pihak terkait. Beberapa faktor makanan bergizi paling dikhawatirkan anemia dalam masa pertumbuhan anak.
“Kami juga bekerjasama dengan rumah sakit. Kami menyediakan dokter spesialis anak untuk pelayanan gizi atau pelayanan kesehatan. Hal ini, biasanya dilaksanakan di Puskesmas Selabatu untuk melakukan pelayanan kesehatan secara khusus,” paparnya.
Disinggung mengenai sarana prasarana penunjang, sambung Wita, pada tahun lalu pihaknya mendapatkan bantuan alat ukur tinggi dan berat badan belita.
“Alhamdulillah tahun lalu kami mendapat bantuan dari Kemenkes RI alat ukur balita dan sudah kami sebar ke setiap puskesmas maupun posyandu,” pungkasnya. (*)