BPBD Catat Kerugian Dampak Bencana di Kota Sukabumi Capai Rp 2,3 Miliar

Curah hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan banjir yang menggenangi akses jalan di depan Terminal Tipe A KH Ahmad Sanusi Kota Sukabumi, pada beberapa waktu lalu. Foto: Dok. HALOSMI.
Curah hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan banjir yang menggenangi akses jalan di depan Terminal Tipe A KH Ahmad Sanusi Kota Sukabumi, pada beberapa waktu lalu. Foto: Dok. HALOSMI.

HALOSMI.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat kerugian dampak dari bencana yang terjadi di 7 kecamatan itu mencapai Rp 2,3 miliar. Angka tersebut dihimpun dari awal Januari hingga akhir April 2024.

Berdasarkan data yang dihimpun, kerugian bencana itu didominasi cuaca ekstrem. Sedangkan kerugian bencana yang terendah yakni banjir.

“Ya selama kurun empat bulan ini berdasarkan data Pusdalops PB BPBD Kota Sukabumi itu nilai kerugian bencana mencapai Rp 2.330.550.000,” ujar Kalak BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, kepada HALOSMI.COM, pada Kamis, 30 Mei 2024.

Bila dirincikan, kata Novian, kerugian dari dampak cuaca ekstrem itu kurang lebih mencapai Rp 764 juta. Disusul bencana tanah longsor mencapai Rp 565 juta. Kemudian bencana angin topan atau puting beliung kurang lebih mencapai Rp426 juta.

“Selanjutnya kebakaran permukiman juga menimbulkan kerugian, yakni kurang lebih Rp416 juta. Lalu kerugian gempa bumi kurang lebih Rp 86 juta dan kerugian banjir kurang lebih Rp 72 juta,” ungkapnya.

Novian menjelaskan, Kecamatan Cibeureum merupakan wilayah yang mengalami kerugian paling besar dampak dari bencana tersebut, yakni kurang lebih Rp 535 juta. Disusul Kecamatan Warudoyong kurang lebih Rp 376 juta. Kemudian Kecamatan Lembursitu kurang lebih Rp 358 juta.

Selanjutnya, bencana yang terjadi di Kecamatan Gunungpuyuh juga memgakibatkan kerugian kurang lebih Rp 347 juta. Disusul Kecamatan Cikole kurang lebih  Rp 361 juta. Kemudian Kecamatan Citamiang kurang lebih Rp 179 juta, lalu yang terakhir Kecamatan Baros kurang lebih Rp173 juta.

“Dilihat dari data yang ada, Kecamatan Cibeureum merupakan wilayah yang paling besar mengalami kerugian akibat dampak bencana ini. Sedangkan kerugian bencana yang terendah di wilayah Kecamatan Baros,” paparnya.

Novian mengaku, pihaknya tak henti-hentinya terus mengimbau kepada masyarakat untuk tetap selalu waspada dan bersiaga serta tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu terjadinya bencana, salah satunya membuang sampah sembarangan yang dapat menimbulkan banjir.

“Ya lebih baik lakukan aktivitas seperti membersihkan saluran air agar tidak tersumbat, sehingga hal itu bisa meminimalisir terjadinya bencana ketika curah hujan tinggi mengguyur Kota Sukabumi,” pungkasnya. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *