HALOSMI.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) saat ini tengah membangun Tembok Penahan Tanah (TPT) yang Jebol di Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunungpuyuh.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, anggaran pembangunan TPT tersebut tidak menggunakan APBD tahun anggaran 2023, melainkan dari Belanja Tak Terduga (BTT), karena sifatnya darurat.
Kadis PUTR Kota Sukabumi, Sony Hermanto, mengatakan estimasi anggaran yang diusulkan oleh pihaknya itu dikisaran Rp 50-80 juta. Nantinya, anggaran tersebut diperuntukkan untuk pembangunan TPT, kemudian penanganan pengalihan dengan pelebaran aliran dan normalisasi aliran.
“Kita usulkan sesuai dengan penanganan saja, jadi belum tahu berapa. Tapi estimasi antara Rp 50-80 juta, karena penanganan bukan hanya TPT saja,” ujar Sony, kepada HALOSMI.COM, melalui pesan singkat, Selasa 21 November 2023.
Sony menjelaskan, pihaknya pada beberapa bulan bahkan satu tahun lalu sudah melakukan penanganan di sepanjang aliran irigasi di wilayah tersebut. Namun demikian, pada saat kejadian TPT jebol akibat aliran sungai tersendat oleh sampah itu memang anggaran penanganan reguler sudah tidak ada.
“Prinsipnya pemerintah akan selalu hadir ketika ada permasalahan di masyarakat, hanya saja memang terkendala dengan penyesuaian anggaran yang tersedia atau terbatas, maka kita harus benar-benar membuat skala prioritas, sehingga diharapkan azas efesiensi dan efektivitas dapat juga terwujud,” ungkapnya.
Pembangunan TPT itu, kata Sony, sifatnya hanya penangangan secara parsial. Pasalnya, ada kemungkinan permasalahan akan ada di titik yang lain, sehingga kedepan pihaknya akan melakukan berbagai upaya agar penanganan ini bisa dilakukan secara menyeluruh.
“Pembangunan TPT ini sifatnya hanya penangangan secara parsial ya, atau boleh dikatan penanganan ini bersifat darurat saja,” ucapnya.
Dari hasil kajian yang dilakukan, lanjut Sony, permasalahan utama itu disebakan banyaknya penyempitan saluran air karena ada beberapa pembangunan yang dilakukan masyarakat. Namun hal itu tak menjadi penghambat karena pihaknya sudah merencanakan penanganannya serta pola buang sampah yang harus dirubah.
“Kita sudah rencanakan penanganannya juga pola buang sampah, karena ketika saluran air menyempit akan diperburuk oleh adanya sampah pada aliran tersebut,” pungkasnya. (*)