CIANJUR, HALOSMI.COM – Korban bencana gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin 21 November 2022 lalu, meminta segera kepada pemerintah untuk memberikan kepastian tempat relokasi tempat tinggal yang aman dari ancaman longsor.
“Seumur hidup saya, baru kali ini mengalami gempa bumi sedahsyat ini. Saya baru sadar tempat ini ternyata bahaya,” ungkap Ketua Karang Taruna Kecamatan Cugenang, Nur Wanta saat dikonfirmasi, Selasa 29 November 2022.
Ia berharap segera pindah dari tempat tinggalnya sekarang di RT3 RW1 Desa Cijedil karena baru menyadari bahwa kawasan tersebut berada di zona rawan bencana alam.
“Rumah saya tempati bersama istri dan tiga anak, kini telah hancur terdampak gempa. Saat ini kami menumpang tempat tinggal di rumah kolega yang aman dari gempa,” imbuhnya.
Sementara itu, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Cianjur telah menyiapkan relokasi bagi korban gempa Cianjur, meski masih dalam proses pengkajian. Saat ini, Pemda Cianjur telah mengusulkan lahan di tiga lokasi yang bisa dijadikan sebagai tempat relokasi bagi warga terdampak gempa bumi.
“Lokasi tempat relokasi sudah ada di daerah Sirnagalih, sekarang sedang mencari dua lokasi lagi untuk relokasi. Itu di daerah Mande dan Pacet, dan Cipanas,” kata Bupati Cianjur Herman Suherman, di Pendopo Kantor Bupati Cianjur, Jawa Barat, pada Senin 28 November 2022.
Menurut Herman, untuk lokasi relokasi di daerah Sirnagalih, luas lahannya mencapai 2,5 hektare sedangkan yang di daerah Mande luasnya mencapai 4 hektare dan untuk di daerah Pacet luasnya mencapai 10 hektare.
“Keputusan pasti untuk persetujuan penggunaan ketiga daerah relokasi tersebut harus menunggu persetujuan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB),” terang Herman.
“Kami berharap bangunan yang akan didirikan di lokasi relokasi sudah bisa ditempati oleh warga pada akhir Desember 2022,” ujarnya menambahkan. (*)