Kota Sukabumi Alami Inflasi y-on-y Sebesar 2,20 Persen di Juni

Kantor Bappeda Kota Sukabumi, di Jalan Sarasa, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi. Foto: Istimewa.
Kantor Bappeda Kota Sukabumi, di Jalan Sarasa, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi. Foto: Istimewa.

HALOMSMI.COM – Kota Sukabumi alami inflasi year on year (y-on-y) sebesar 2,20 persen pada Juni 2024. Sedangkan hitungan secara month to month (m-to-m) mencapai -0,16 persen dan inflasi year to date (y-to-d) 1,32 persen.

Kabid Perekonomian dan SDA Bappeda Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani, berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa alami inflasi mencapai 2,20 persen secara y-on-y pada Juni 2024.

“Ya jadi dari hasil rilis BPS itu, inflasi y-on-y mencapai 2,20 persen pada Juni 2024,” ujar Erni, kepada awak media, Kamis, 11 Juli 2024.

Masih menurut data dari BPS, kata Erni, inflasi y-on-y terjadi dikarenakan adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Diantaranya, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,24 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,53 persen dan kelompok pendidikan sebesar 1,30 persen.

Sedangkan, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,76 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,35 persen. Lalu kemlompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,68 persen.

“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks. Yakni, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,37 persen,” bebernya.

Begitu juga, lanjut Erni, data dari Diskumindag Kota Sukabumi itu bahwa komoditas pada Juni 2024 rata-rata terjadi kenaikan harga. Diantaranya, daging sapi dari Rp130 ribu menjadi Rp135 ribu per kilogram, daging ayam semula Rp39 ribu dijual dikisaran Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram.

Kemudian, cabai merah besar TW dari Rp70 ribu menjadi Rp75 ribu per kilogram, cabai merah besar local dari Rp75 ribu menjadi Rp80 ribu per kilogram, dan bawang Bombay dari Rp50 ribu menjadi Rp55 ribu per kilogram.

“Nah rata-rata komoditas tersebut di bulan Juni 2024 harganya naik,” jelas Erni.

Ia mengungkapkan, penanganan terhadap inflasi terus dilakukan, termasuk menunaikan rapat di daerah dan pusat. Tapi, pihaknya tetap harus waspada jangan sampai inflasi tidak dapat terkendali.

“Nah apabila itu tidak terkendali, maka akan sulit, karena menyangkut permasalahan yang mendasar (pangan, barang dan jasa),” jelasnya.

Begitu juga, ssmbung Erni, pihaknya bersama dinas dan lembaga lainya akan terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan, serta melakukan inventarisasi data dan informasi perkembangan harga barang dan jasa secara umum. Termasuk, terus melakukan pemantauan ketersediaan dan pasokan yang dapat memicu kenaikan inflasi.

“Makanya, kami juga terus melakukan rapat koordinasi dengan BPS Kota Sukabumi sebagai instansi lintas sektor penyedia data update untuk rilis resmi berita perekonomian,” imbuhnya.

Disisi lain, pihaknua juga bakal melakukan rapat mingguan bersama Tim Pengendalian Inflasi Nasional dengan Kemendagri, dan rapat dwi mingguan dengan TPID Provinsi Jawa Barat.

“Ya salah satunya juga menganalisis stabilitas permasalahan perekonomian daerah yang dapat mengganggu stabilitas harga serta keterjangkauan barang dan jasa,”pungkasnya. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News