Kurun 6 Bulan, Ada 1.032 Kasus DBD di Kota Sukabumi, Satu Meninggal Dunia

Ilustrasi nyamuk. Foto: Istimewa.
Ilustrasi nyamuk. Foto: Istimewa.

HALOSMI.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mencatat ada 1.032 kasus penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) selama kurun waktu enam bulan, terhitung dari awal Januari hingga akhir Juni 2024.

Berdasarkan data yang diperoleh, dari total jumlah penyebaran kasus DBD itu rinciannya, Januari ada 129 kasus, Februari 167 kasus, Maret 139 kasus, April 204 kasus, Mei 220 kasus dan Juni 173 kasus.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Wita Darmawanti, mengatakan kasus kasus DBD pada Juni ini mengalami penurunan apabila dibandingkan pada Mei yang jumlahnya mencapai 220 kasus.

“Ya kalau melihat dari data yang ada bulan sebelumnya lebih tinggi dibandingkan Juni yang jumlahnya hanya 173 kasus. Namun pada Juni terdapat satu warga asal daerah Sriwidari yang meninggal dunia,” ujar Wita, kepada HALOSMI.COM, Kamis, 4 Juli 2024.

Di tengah musim penghujan saat ini, kata Reni, potensi penyebaran kasus DBD cenderung rawan. Pasalnya, genangan air hujan bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan penyebab DBD.

“Kami terus berupa melakukan upaya penanggulangan dan pencegahan, terkait penyakit yang harus diwaspadai saat musim penghujan ini. Upaya yang kita lakukan yaitu Promosi Kesehatan (Promkes) dan edukasi. Pelayanan kesehatan tetap siap,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, upaya yang dilakukan oleh pihaknya untuk menurunkan angka kasus DBD ini dengan berbagai cara, diantaranya mensosialisasikan pencegahan ke masyarakat tentang 3 M Plus, yakni menguras, menutup, mendaur dan mencegah, serta mengedukasi masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Yang terpenting itu, masyarakat harus bisa melakukan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” tegasnya.

Selain itu, sambung dia, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk menerapkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). Program itu bertujuan untuk mengoptimalkan segenap anggota keluarga menjadi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di rumahnya masing-masing.

“Kami juga mengaktifkan kelompok operasional penanggulangan DBD atau Pokjanal di berbagai tingkatan RT, RW, kelurahan, kecamatan, hingga tingkat kota, sehingga dengan berbagai upaya itu diharapkan mampu menekan jumlah kasus DBD di Kota Sukabumi,” pungkasnya. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *