“bjb

Meningkatnya Potensi Bencana, BPBD Kota Sukabumi Gencarkan Edukasi dan Mitigasi Kultural

SUKABUMI, HALOSMI.COM – Seiring dengan meningkatnya potensi bencana yang mengancam di sejumlah lokasi menjelang berakhir nya tahun 2022. Dalam masa satu bulan terakhir ini, BPBD Kota Sukabumi menggencarkan layanan edukasi dan mitigasi kultural di lingkungan masyarakat, mulai dari skala kelurahan, perkantoran, lingkungan sekolah, hingga rumah sakit, serta dari berbagai institusi lainnya untuk ikut ambil bagian dalam penanggulangan bencana.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, mengatakan di skala kelurahan, pihaknya melakukan sosialisasi bencana di Kelurahan Cibeureum Hilir, Cikundul, Jaya Mekar, Cikole, Tipar, dan Subangjaya. Kemudian di lingkungan sekolah, rinciannya SDIT Insani, SDIT Andalusia, SDIT Quran Attartiil, SMAN 1, SMA Mardiyuana, SDIT Azkia 1 dan 2, dan satu BUMN yaitu BPJS Kesehatan.

“Jadi kita mensosialisasikan bencana di enam kelurahan, satu BUMN, dan tujuh lingkungan sekolah, dengan menyasar 2000 orang lebih,” ujar Zulkarnain, dihubungi HALOSMI.COM, Selasa 20 Desember 2022.

Di skala kelurahan, kata Zulkarnain, pihaknya mengenalkan pola menyusun rencana kontijensi bencana pada satuan terkecil keluarga dan RT/RW. Nantinya, mereka diminta menyepakati bencana prioritas yang harus ditangani dari awal, skenario kejadian, lokasi evakuasi, dan penetapan tim darurat dibentuk lalu disimulasikan.

“Hasil risiko yang diperoleh kesepakatan nantinya dibuatkan rencana aksi mitigasi dan darurat dengan keterlibatan semua pihak,” jelasnya.

Sementata itu, di BPJS Kesehatan yang menggandeng BPBD Kota Sukabumi, menghelat pelaksanaan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan aimulasi gempa di lingkungan BPJS wilayah Kerja Cianjur dan Sukabumi pada beberapa waktu lalu.

“Jadi K3 dalam gedung perkantoran perlu menjadi perhatian, khususnya jika terjadi sebuah bencana seperti gempa, kebakaran, maupun bencana lainnya,” ungkapnya.

Untuk kondisi kantor yang di kawasan rawan seperti gempa, ia menyarankan wajib memiliki SOP, rencana pengembangan lingkungan kerja yang adaptip bancana seperti titik kumpul tanda bahaya, peringatan dini, perlengkapan darurat, serta bangunan tertentu aman bencana dan upaya budaya kultural seperti penguatan kompetensi karyawan dalam bencana, melakukan latihan dan update informasi kebencanaan.

“Hal itu lah untuk menghindari potensi karyawan terdampak bencana terjadi seperti gempa maupun banjir longsor dan bencana ikutannya seperti kebakaran,” ungkapnya.

Di lingkungan sekolah, sambung Zulkarnain, pihaknya mengajak sekolah untuk menerapkan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang terdiri dari Tri Pilar sekolah aman bencana yaitu pilar fasilitas, manajemen dan sarana prasarana yang ramah bencana sesuai beleid Permendikbud nomor 33/2019 tentang Penyelenggaraan Satuan Pendidikan Aman Bencana.

“Pentingnya SPAB di Sekolah itu karena hampir bencana seperti gempa besar terjadi saat peserta didik sedang dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung. Maka untuk mengurangi risiko, sekolah wajib menyediakan fasilitas aman,” pungkasnya. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *