Pneumonia Misterius Menyerang Anak, Kemenkes Beberkan Hal Ini

Ilustrasi anak. Foto: Istimewa.
Ilustrasi anak. Foto: Istimewa.

 

HALOSMI.COM – Menjelang akhir tahun 2023, China mengalami lonjakan kasus penyakit pernapasan, yakni pneumonia misterius pada anak-anak. Pneumonia adalah radang paru-paru yang ditandai dengan gejala sesak napas.

Adapun, sinyal undiagnosed pneumonia di China pertama kali dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diProMed pada 22 November 2023 lalu.

Hingga saat ini, penyebab kasus pneumonia misterius di China belum diketahui secara pasti. Namun, berdasarkan laporan media China, kasus mycoplasma pneumonia meningkat sejak Mei 2023, yakni dengan tiga per empat pasien didiagnosis sebagai infeksi mycoplasma.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi mengatakan, meskipun memiliki tingkat fatalitas yang rendah dan tidak memiliki virulensi, atau keganasan yang separah virus, mycoplasma pneumonia tetap berpotensi menjadi pandemi selanjutnya. Sebab, bakteri dapat menjadi awal mula dari munculnya pandemi.

“Pandemi itu lebih sering disebabkan oleh patogen yang bersifat virulensinya itu tinggi. Jadi, kita tidak menutup kemungkinan apakah (mycoplasma pneumonia) bisa menjadi pandemi, tetapi kalau dibandingkan dengan yang virus, itu jauh lebih cepat virus,” ujar Imran dikutip dari CNBC Indonesia Kamis, 30 November 2023.

Berkaitan dengan kondisi kesehatan ini, Kemenkes dan WHO mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak panik dan mengikuti rekomendasi langkah-langkah untuk mengurangi risiko penyakit pernapasan, antara lain.

Melakukan vaksin untuk melawan influenza, Covid-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan.

Menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit.

Tak keluar rumah saat sakit.

Melakukan tes dan perawatan medis sesuai kebutuhan.

Menggunakan masker jika merasakan gejala sakit.

Memastikan ventilasi ruangan baik
Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Segera memeriksakan diri ke dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan jika mengalami gejala batuk, sulit bernapas, dan disertai demam

Menurut Imran, saat ini WHO masih memantau tren kasus di China dan sejumlah negara lainnya. Selain itu, Indonesia diminta untuk tidak menutup pintu masuk bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari negara-negara yang mencatat kasus undiagnosed pneumonia tersebut.

“Travel banned, sesuai rekomendasi WHO, kita tidak memberlakukan karantina maupun isolasi dari negara-negara yang terjangkit maupun dari China dan Belanda,” tegas Imran.

“Tetapi kita perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap para penumpang yang mempunyai gejala-gejala batuk, kemudian adanya demam,” lanjutnya.

Meskipun demikian, Kemenkes telah menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia sebagai bentuk kesiapsiagaan pemerintah dalam mengantisipasi penularan pneumonia di Tanah Air.

Dalam surat edaran tersebut, Kemenkes meminta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk melakukan pemantauan perkembangan kasus dan negara terjangkit di tingkat global.

Tak hanya itu, Kemenkes juga meminta pengawasan terhadap orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara, terutama yang berasal dari negara terjangkit. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *