“bjb

Simak Langkah-langkah Praktis Jadi Penulis Untuk Pemula

HALOSMI.COM -Bakat hanyalah sebuah omong kosong, kita kadang terjebak oleh kata-kata motivasi dari seseorang yang memeiliki orang tua yang kaya.

Kalau kamu ditanya bisa nulis atau nggak? Jawabannya tentu saja bisa. Semua orang bisa menulis, pertanyaan yang lebih tepat adalah “Bisakah kamu menjadi seorang penulis profesional?”

Profesional di sini maksudnya adalah menjadikan kegiatan menulis sebagai sebuah profesi/pekerjaan. Menghasilkan karya yang dikenal khalayak luas atau mempunyai buku sendiri.

jadi yang sebenarnya kita sering bingungkan adalah bagaimana cara memulainya.

Berikut adalah tips praktis menulis untuk para pemula yang mungkin bisa membantu untuk melakukan langkah awal.

1. Rajin Menulis

Pertama ya tentu kamu harus terus mengasah kemampuanmu dengan menulis dan menulis. Bagaimana mungkin kamu bisa menghasilkan tulisan yang bagus kalau menulis saja kamu malas? Menulis bisa di mana saja, apalagi di era digital saat ini, kamu bisa langsung menuangkan ide tulisanmu di ponsel yang kamu miliki dan mengembangkannya menjadi sebuah tulisan yang utuh.

2. Jangan Takut untuk Memulai

Kedua, jangan takut untuk memulai, tulis apa yang kamu pikirkan, tuangkan semuanya. Baca ulang kembali tulisanmu atau berikan ke orang terdekat untuk dia baca. Dari situ kamu akan tahu di mana letak kekurangan dari tulisanmu. Jangan takut untuk dikritik untuk hal yang lebih baik.

3. Jangan Berhenti Belajar

Belajar apa? Ada banyak hal yang harus dipelajari untuk menjadi penulis. Pertama: Belajar tanda baca! Hal ini dianggap sepele namun ternyata tanda baca sangat penting. Kapan titik, kapan koma, dan kapan harus besar dan huruf kecil. Kedua: Belajar untuk merangkai kata. Kata seperti apa?

Tergantung sekmentasi buku apa yang kita tulis. Kalau fiksi emang harus mau belajar berhayal. Intinya adalah belajar untuk memperpanjang kata, contoh: “saya menghadap kebarat!” Kata itu harus dibuat menarik ketika kita menulis fiksi.

Semisal diubah dengan kata demikian: “Ketika awan diufuk barat mulai menguning, aku terdiam terpaku menatap semburatan cahayanya, terpaku diam tak bergerak. Lidahku kelu dan hatiku beku. Otakku enggan untuk berpaling menghadap arah yang berlawanan”.

Nah mengertikan maksudnya? Belajar untuk merangkai kata. Nggak susah kok kalau sering dipraktekkan. Ketiga: Belajar membaca, lah kok malah belajar membaca? Ya iyalah, dengan membaca kita akan kaya dengan berbagai macam ide dan wawasan.

4. Perhatikan Kebijakan Penerbit

Penerbit punya beberapa syarat untuk menerbitkan sebuah naskah. Salah satu hal yang paling sering dijadikan alasan penerbit tidak menerbitkan naskah kita adalah masalah pasar.

Pasar yang menentukan dan penerbit tentunya punya pandangan tersendiri dari pada apa yang dinamakan pasar. Penyakit penulis pemula adalah rasa percaya diri yang terlalu tinggi.

Mereka menganggap tulisannya adalah karya terbaik dan akan menajdi karya yang bestseller! Namun jangan salah! Itulah penyakit penulis pemula. Egois! Jika mau menerbitkan buku, sebaiknya sharing-lah dengan editor.

Biasanya jika tertarik dengan naskah atau gaya penulisan kita, penerbit akan memberikan banyak masukan. Bahkan tidak jarang penerbit yang memesan sebuah tulisan pada salah satu penulis yang dianggapnya mempunyai karakter dan mempunyai gaya tulisan yang unik serta MENJUAL.

Jika penerbit punya saran dan ide, sebaiknya pertimbangkan dan ikutilah. Tapi untuk hal ini jangan terlalu dihiraukan kareana kamu bisa menerbitkannya secara indi dn ber ISBN pula. nati kita bahas bagaimana cara menerbikan buku secara inipenden.

5. Tidak Mudah Putus Asa

Mengeluh boleh sajalah tapi tanpa ambis bukan berarti berhenti.

Jangan putus asa jika naskahmu ditolak penerbit! Karena apa? Karena tidak sesuai dengan tema naskah yang dicari oleh penerbit. Jika ditolak oleh penerbit A, belum tentu naskah kita akan ditolak oleh penerbit B. Makanya jangan langsung putus asa apalagi bunuh diri gara-gara naskah kita di tolak. Ada ratusan penerbit di Indonesia yang siap menerbitkan buku-buku kamu. Justru penolakan-penolakan itu membuatmu belajar untuk memperbaiki tulisanmu.

6.Belajar Dari Pengalaman.

Dari mana cerita bagus itu muncul? Dari pengalaman nyata yang digaungkan dengan imajinasi. Belajar dari pengalaman memang bermanfaat dalam segala hal. Urusan cintapun, kalau belajar dari pengalam rasanya kita tidak akan merasakan sakit yang kedua kali. Menulispun juga begitu. Pengalaman adalah guru terbaik, tapi pengalaman orang lain adalah guru paling baik.

Apa saja yang bisa kita perbuat dengan pengalaman dalam dunia penulisan? Banyak banget! Jika hari ini kita tidak bisa menulis 10 halaman, cari tau apa sebabnya. Koreksi diri dan hindarilah melakukan hal yang sama. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *