Terjadi 228 Kali Bencana di Kota Sukabumi, Dua Jiwa Tewas

Petugas gabungan saat mengevakuasi tiang listrik yang menimpa rumah warga dan menutup akses Jalan Cemerlang, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, pada beberapa waktu lalu. Foto: Istimewa.
Petugas gabungan saat mengevakuasi tiang listrik yang menimpa rumah warga dan menutup akses Jalan Cemerlang, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, pada beberapa waktu lalu. Foto: Istimewa.

HALOSMI.COM – Jumlah bencana hidrometeorologi di Kota Sukabumi dari masa ke masa terus mengalami kenaikan. Hal itu terbukti sesuai data BPBD yang mencatat ada sebanyak 229 kali bencana yang tersebar di 7 tujuh kecamatan.

Jumlah bencana tersebut dihimpun BPBD Kota Sukabumi dalam kurun waktu enam bulan terakhir, terhitung dari Januari-Juni 2024.

Berdasarkan data yang diperoleh, bencana yang mendominasi yakni cuaca ekstrem dengan jumlah 100 kejadian, disusul tanah longsor 57 kali, banjir 43 kali, kemudian angin topan atau beliung 11 kali, lalu kebakaran pemukiman 12 kali dan terendah gempa bumi enam kali.

Dampak bencana ini juga menimbulkan kerugian yang ditaksir mencapai Rp4 miliar, dengan luas area terdampak 1,0803 Ha, dan 478 KK terdampak, diantaranya 385 orang terdampak.

Selain itu, terdapat 507 bangunan yang mengakami kerusakan, dengan rincian 37 bangunan mengalami rusak berat, 104 bangunan rusak berat, 106 bangunan rusak sedang dan 364 bangunan rusak ringan.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, mengatakan akibat peristiwa ini juga dua orang meningga dunia, satua orang luka berat, dua orang luka ringan, empat jiwa mengungsi dan jiwa terdampak.

“Akibat bencana yang terjadi memakan dua korban jiwa, sementara untuk kerugian ditaksir mencapai Rp4.096.000.000,” ujar Novian, kepada HALOSMI.COM, Jumat, 5 Juli 2024.

Ia menjelaskan, pada April merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat dengan jumlah 72 kejadian bencana, kemudian disusul Maret 39 kali kali kejadian, Januari 36 kali kejadian, Mei 35 kejadian, Juni 25 kali kejadian dan Februari 18 kejadian.

“Secara aggregate, cuaca ekstrem, tanah longsor dan banjir itu paling mendominasi di Kota Sukabumi,” ungkapnya.

Adapun wilayah kecamatan yang tertinggi terdampak bencana diantaranya, Kecamatan Gunungpuyuh sebanyak 44 kali kejadian, dan terendah di Kecamatan Cibeureum yang jumlahnya mencapai 21 kali kejadian. Sedangkan, lima kecamatan lainya masih tergolong tinggi.

“Ya untuk Warudoyong ada 40 kali kejadian, Lembursitu 37 kali, Citamiang 31 kali, Baros 30 kali dan Kecamatan Cikole 26 kali,” paparnya.

Sementara itu, sambung Novian, khusus bencana pada Juni itu tercatat ada 25 kali kejadian. Bencana yang mendominasi yakni tanah longsor sebanyak 11 kali, disusul cuaca ekstrem 9 kali, kemudian banjir 3 kali, dan terendah kebakaran permukiman 2 kali. Hal tersebut, dikarenakan pada bulan tersebut anomali cuaca yang memasuki puncak musim kemarau.

“Pada Juni ini jumlah jiwa terdampak 17 orang dan 21 unit bangunan dengan taksiran nilai kerugian Rp439.000.000 dengan 0,4584 Ha terdampak,” pungkasnya. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *