HALOSMI.COM – Petir merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh.
Petir bisa dianalogikan dengan sebuah kondensator raksasa, saat lempeng pertama berupa awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng keduanya adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage).
Munculnya petir bermula dari muatan listrik yang berkumpul di dalam awan sehingga membuat posisi awan menjadi semakin tinggi. Hal ini membuat muatan awan akan terlihat dalam turbulensi udara sehingga menyebabkan muatan listrik pada awan bergerak secara cepat dan terus menerus.
Proses ini akan membuat muatan positif dan muatan negatif akan memisahkan diri. Bagian atas awan menjadi bermuatan positif dan bagian bawah awan bermuatan negatif.
Muatan negatif yang berada di bagian bawah awan ini memiliki ikatan dengan muatan positif yang ada di bumi. Jadi, ketika muatan negatif pada awan cukup besar, aliran muatan negatif dari awan akan menuju ke bumi sehingga terjadilah suatu petir.
Ketika petir menyambar, terjadi pertukaran antara muatan negatif dari awan dengan muatan positif dari bumi sehingga menunjukkan kilatan cahaya dan suara bergemuruh.
Proses ini bertujuan untuk membuang muatan negatif pada awan agar mencapai keseimbangan.
Proses terjadinya petir
proses terbentuknya petir di mulai dari menguapnya air dari permukaan bumi. Dari Danau, tanah, sungai, laut, kolam, dan dari pohon. Oleh proses transpirasi, air naik ke atmosfer dalam bentuk gas.
Udara yang naik ini merupakan udara hangat, yang kemudian membuat udara dingin bergerak, dan bersatu dengan udara hangat. Proses ini menyebabkan udara hangat meningkat pesat, dan membentuk awan yang besar dan padat.
Pada awan kumulonimbus atau awan badai. Selama badai itu terjadi, curah hujan partikel di wilayah yang lebih tinggi dari awan kemudian akan bertabrakan satu sama lain. Karena mereka bergesekan satu sama lain dalam arus kuat udara.
Ketika udara naik dan turun di udara, akibatnya udara ini bertabrakan dan bergesekan dengan banyak butiran-butiran air dan kristal es yang kemudian menciptakan muatan listrik statis yang mengandung muatan negatif dan positif dalam badai itu.
Beberapa kristal es dan butiran air, akan menjadi bermuatan positif. Sementara yang lain menjadi bermuatan negatif. Semakin lama, potensi listrik yang bermuatan positif dan negatif di awan, kemudian terpisah dari satu sama lain.
Dimana kristal salju bermuatan positif, bergerak ke bagian atas. Sementara cristal berat bermuatan negatif dan tetesan air turun ke bawah.
Bagian awan elektron atau muatan listrik negatif ini akan mencari dan menuju muatan listrik positif. Sehingga terbentuklah loncatan elektron yang berupa lidah api yang kita kenal dengan petir. (*)
Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News