Ragam  

Titan, Bulan Milik si Saturnus yang Punya Sungai dan Laut Layaknya Bumi

HALOSMI.COM- Terdengar Aneh Namun Ini Ada iya Titan, Titan Merupakan Bulan Terbesar Saturnus yang Memiliki Sungai, Danau Dan Laut aktif Seperti Layaknya Bumi.

Nah Hal ini menakjubkan karena Saturnus menjadi satu-satunya planet selain Bumi yang memiliki lanskap seperti itu.

Meski mirip, sistem sungai di Titan berbeda dengan Bumi lantaran berisi metana cari dan etana yang mengalir ke danau dan lautan luas. Keberadaan lautan besar dan danau-danau ini telah dikonfirmasi pada tahun 2007.

Kesimpulan ini merupakan hasil eksplorasi pesawat ruang angkasa Cassini milik NASA. Sejak saat itu, para ilmuwan terus meneliti untuk mendapatkan petunjuk tentang lingkungan cair misterius di bulan Saturnus.

Termasuk ahli geologi Massachusetts Institute of Technology atau MIT yang mempelajari garis pantai di Titan. Hasilnya diketahui lautan luas di bulan tersebut kemungkinan besar terbentuk karena gelombang. Kok bisa?

Ambil Pendekatan Berbeda
Dalam proses penelitian, tim MIT mengambil pendekatan yang berbeda. Mereka terlebih dahulu memodelkan bagaimana sebuah danau bisa terkikis di Bumi.

Pause
00:00
00:17
00:56
Unmute

Setelah itu, model diterapkan ke laut Titan untuk menentukan bentuk erosi apa yang dapat menghasilkan garis pantai dalam gambar Cassini.

Meskipun hasil ini belum pasti, menurut mereka gelombang adalah penjelasan yang paling mungkin.

Penelitian ini dilakukan oleh Taylor Perron dan rekan-rekannya termasuk Rose Palermo dari bidang studi Earth, Atmospheric and Planetary Sciences MIT.

Perron menyatakan diperlukan pengamatan langsung untuk melihat aktivitas gelombang di permukaan bulan.

“Berdasarkan hasil penelitian kami, kami dapat mengatakan jika garis pantai laut Titan telah terkikis, kemungkinan besar penyebabnya adalah gelombang,” katanya dikutip dari laman resmi MIT.

Lalu Kehadiran gelombang di Titan akhirnya menjadi topik kontrovesial sejak Cassini melihat adanya cairan di permukaan Bulan. Palermo berpendapat beberapa ilmuwan terus mencari bukti adanya gelombang karena ketidakyakinan.

Dengan adanya aktivitas gelombang, maka dapat memberikan informasi kepada para ilmuwan tentang iklim di bulan tersebut dan kekuatan angin yang ada.

Lebih jauh, para ilmuwan bisa memprediksi bagaimana bentuk laut Titan bisa berubah seiring waktu.

Karena tidak pasti, Perron dan tim akhirnya mengambil cara yang berbeda. Mereka akhirnya memusatkan perhatian pada tiga skenario untuk hal yang mungkin terjadi, ketiganya yakni:

Tidak ada erosi pantai.
Erosi didorong oleh gelombang.
Erosi didorong oleh pembubaran di mana air laut secara pasif melarutkan material pantai atau mekanisme pantai secara bertahap terkikis karena dirinya sendiri.

Untuk mensimulasikan erosi yang disebabkan oleh gelombang, mereka memperhitungkan variabel yang dikenal sebagai “fetch”.

Caranya dengan menggambarkan jarak fisik dari satu titik di garis pantai ke sisi berlawanan dari danau atau laut.

“Fetch digunakan untuk memperkirakan tinggi gelombang karena semakin besar fetch berarti semakin jauh jarak yang dapat ditempuh angin dan gelombang,” jelas Palermo.

Simulasi akhirnya dimulai dengan lembah sungai yang tergenang di tepi pantai. Jarak tempuh dari setiap titik di sepanjang garis pantai dihitung dan mengubah jarak ini menjadi tinggi gelombang.

Selanjutnya simulasi dikerjakan untuk melihat bagaimana gelombang akan mengikis garis pantai dari waktu ke waktu. Mereka membandingkannya dengan bagaimana garis pantai yang sama akan berevolusi di bawah erosi yang disebabkan oleh erosi seragam.

Tim menilai pemodelan komparatif ini untuk ratusan bentuk garis pantai dengan awal yang berbeda. Hasilnya mereka menemukan bila bentuk ujung garis pantai berbeda tergantung mekanisme yang mendasarinya.

Erosi yang seragam menghasilkan garis pantai menggelembung dan melebar secara merata di sekelilingnya. Sedangkan erosi gelombang mampu menghaluskan bagian-bagian garis pantai yang terkenal bahkan sampai jarak tempuh yang jauh.

“Kami melihat bahwa Anda mendapatkan bentuk akhir yang sangat berbeda di bawah erosi seragam dibandingkan erosi gelombang. Kedua jenis erosi tersebut menghasilkan titik akhir yang sangat berbeda,” kata Perron.

Simulasi ini akhirnya dibandingkan dengan keadaan Bumi. Akhirnya mereka menemukan perbedaan bentuk yang sama, dengan danau Bumi yang pernah terkikis oleh gelombang maupun erosi seragam.

Secara khusus, mereka fokus pada empat laut Titan yang terbesar dan paling terpetakan dengan baik, yakni:

Kraken Mare, yang ukurannya sebanding dengan Laut Kaspia
Ligeia Mare, yang lebih besar dari Danau Superior, Amerika Utara
Punga Mare, yang lebih panjang dari Danau Victoria, Afrika
Ontario Lacus, yang ukurannya sekitar 20 persen dari nama daratannya.

Mereka memetakan garis pantai setiap laut Titan menggunakan citra radar Cassini dan menggunakan pemodelan serupa ke setiap garis pantai laut.

Demikian Penjelasannya Semoga membantu!

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *