Waspada! 33.366 Warga Kota Sukabumi Idap ISPA

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Wita Darmawanti. Foto: Nuria Ariawan/HALOSMI.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Wita Darmawanti. Foto: Nuria Ariawan/HALOSMI.

HALOSMI.COM – Kasus Insfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Sukabumi masih relatif tinggi. Terdapat 33.372 orang yang mengidap penyakit tersebut. Jumlah tersebut terhitung dalam kurun waktu enam bulan, dari Januari-Juni 2024.

Berdasarkan data yang dileroleh, pada Januari merupakan kasus tertinggi dengan jumlah 6.804 kasus, disusul Februari 6.026 kasus, Maret 5.070 kasus, April 4.975 kasus, Mei 5.824 kasus dan terendah Juni 4.673.

“Jadi sepanjang Januari sampai Juni tahun ini terdapat 33.366 orang yang mengidap penyakit tersebut,” ujar Kabid P2P Dinkes Kota Sukabumi, ujar Wita Darmawanti, kepada HALOSMI.COM, pada Kamis, 10 Juli 2024.

Wita menjelaskan, terdapat dua cara yang menyebabkan seseorang terserang ISPA dan hal itu bisa terjadi baik karena ada kontak langsung maupun tidak langsung.

“Alhamdulillah jika melihat dari data yang ada, tidak ada korban jiwa akibat mengidap ISPA. Selain itu, trennya mengalami penurunan,” kata Wita.

Wita menjelaskan beberapahal hal apabila seseorang mengidap penyakit, diantaranya melalui hand to hand transmission. Ketika seseorang tercemar virus atau bakteri yang menyebabkan penyakit ISPA melalui perantara benda-benda.

Selanjutnya, melalui udara yang tercemar (air borne disease) yang berasal dari penderita ISPA yang kebetulan mengandung bibit penyakit melalui sekresi saliva atau sputum kemudian terbawa di udara dan dihirup orang yang ada di sekitar, seperti gelaja batuk-batuk, tenggorokan sakit dan badan pegal-pegal.

“Jika mengalami gejala tersebut, masyarakat disarankan segera berobat ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis,” jelasnya.

Ia pun menghimbau agar masyrakat dapat beristirahat yang cukup, menggunakan masker untuk mencegah penularan, mengkonsumsi obat-obatan simtomatis dan multivitamin.

“Nah bila tiga hari tak membaik atau kondisinya memburuk, disarankan untuk konsultasi dengan dokter,” pungkasnya. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News