RSUD Bunut Siapkan Layanan Konsultasi Kejiwaan untuk Caleg Gagal di Pemilu 2024

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R. Syamsudin SH, atau lebih dikenal RS Bunut Kota Sukabumi. Foto: Istimewa.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R. Syamsudin SH, atau lebih dikenal RS Bunut Kota Sukabumi. Foto: Istimewa.

HALOSMI.COM – Perhelatan Pemilu 2024 tinggal menunggu beberapa hari lagi. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R. Syamsudin SH, atau lebih dikenal RS Bunut pun menyediakan fasilitas layanan konsultasi bagi pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.

Hal tersebut, dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk mengatasi potensi lonjakan kasus gangguan jiwa yang mungkin dialami oleh Calon Anggota Legislatif (Caleg) yang gagal lolos pada kontestasi Pemilu 2024.

Direktur RSUD R. Syamsudin SH, dr Donny Sulifan, mengatakan, pihaknya tak mengharapkan adanya kejadian gangguan kesehatan pasca Pemilu baik secara fisik, spiritual, maupun psikologis. Namun, secara statistik kejadian stres, depresi dan sejenisnya cenderung meningkat pasca Pemilu.

“Ya kasus ini sering kali menjadi berita ramai, bahkan ada yang sampai mengalami tindakan bunuh diri. Untuk itu, kami sebagai rumah sakit tipe B regional, memiliki fasilitas layanan psikiater dan pelayanan penyakit kejiwaan,” ujar Donny, kepada awak media, belum lama ini.

Ia menjelaskan, pihaknya menyediakan fasilitas layanan konsultasi melalui poli pemeriksaan Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) test untuk menguji kesehatan mental, spiritual dan jasmani bagi semua peserta Pemilu.

“Dengan pemeriksaan MMPI ini, tentunya para Caleg sudah siap secara mental. Namun, kami tetap memberikan langkah preventif dengan menyiapkan poli layanan eksekutif dan poli perawatan khusus untuk pasien dengan gangguan jiwa akut dan butuh penanganan lebih lanjut,” jelasnya.

Kendati demikian, kata dia, pihaknya belum bisa menyampaikan data secara konkret mengenai konsultasi pasca Pemilu 2019 lalu, namun gangguan jiwa seperti stres minimal sudah terdeteksi. Berdasarkan pemberitaan dan pengalaman sebelumnya, ucap dia, peningkatan pasien gangguan jiwa umumnya terjadi setelah Pemilu.

“Hal ini wajar mengingat jumlah uang yang dikeluarkan dalam perjalanan Pemilu, yang bisa mencapai puluhan juta hingga miliaran rupiah, bahkan dengan cara meminjam atau menggunakan aset pribadi. Keadaan ini, secara psikologis berpotensi mengganggu individu secara manusiawi,” bebernya.

Dengan adanya fasilitas konsultasi dan penanganan kejiwaan di RSUD R Syamsudin SH, pihaknya berharap potensi peningkatan kasus gangguan jiwa pasca Pemilu dapat diminimalkan dan individu yang membutuhkan bisa mendapatkan perawatan yang tepat.

“Tentunya kami berharap tidak ada lonjakan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan pasca Pemilu nanti,” pungkasnya. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News