Bappeda Sebut Kota Sukabumi Alami Inflasi 0,63 Persen di Bulan Maret

Ilustrasi inflasi. Foto: Istimewa.
Ilustrasi inflasi. Foto: Istimewa.

HALOSMI.COM – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi mencatat selama Maret 2024 nilai inflasi secara month to month (m-to-m) mencapai angka 0,63 persen.

Sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) yakni di angka 1,47 persen, dan inflasi year to year (y-on-y) mencapai angka 3,13 persen.

Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani, menjelaskan bahwa inflasi m-to-m itu disebabkan adanya kenaikan kelompok pengeluaran, diantaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.

Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok kesehatan, kelompok transportasi, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, kelompok pendidikan, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, terkahir kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

“Jadi berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi, inflasi m-to-m itu disebabkan adanya beberapa kenaikan kelompok pengeluaran,” ujar Erni, Selasa, 23 April 2024.

Menurut data BPS, kata Erni, komoditas yang memberikan andil inflasi m-to-m itu diantaranya telur ayam ras, beras, tomat, daging sapi, bawang merah, cabai rawit, bawang putih dan sigaret kretek mesin.

“Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi, rata-rata Maret 2024 ini ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga,” ungkapnya.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga itu, lanjut Erni, antara lain cabai rawit hijau dari Rp 30 ribu menjadi Rp 40 ribu perkilogram, cabai keriting hijau dari Rp 25 ribu menjadi Rp 30 ribu perkilogram, disusul cabai merah besar TW dari Rp 80 ribu menjadi Rp 90 ribu perkilogram.

Selanjutnya, bawang putih juga mengalami kenaikan dari Rp 35 ribu menjadi Rp 38 ribu perkilogram, bawang putih dari Rp 35 ribu menjadi Rp 40 ribu perkilogram, daging ayam broiler dari Rp 40 ribu menjadi Rp 43 ribu perkilogram, tomat besar dari Rp 24 ribu menjadi Rp 26 ribu perkilogram dan buncis dari Rp 8 ribu menjadi Rp 10 ribu perkilogram.

“Jadi rata-rata sebagian komoditas tersebut pada bulan Maret 2024 kemarin harganya naik,” jelasnya.

Ia menegaskan, bahwa penanganan terhadap inflasi terus dilakukan pihaknya, termasuk menunaikan rapat di daerah dan pusat. Namun demikian, pihaknya juga tetap harus selalu waspada jangan sampai inflasi tidak dapat terkendali.

“Nah apabila itu (inflasi) tidak terkendali, maka akan sulit, karena menyangkut permasalahan yang mendasar (pangan, barang dan jasa),” ungkapnya.

Selain itu, sambung Erni, pihaknya bersama dinas dan lembaga lainya akan terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan, serta melakukan inventarisasi data dan informasi perkembangan harga barang dan jasa secara umum.

“Kami terus melakukan koordinasi dengan BPS sebagai instansi lintas sektor penyedia data update untuk rilis resmi berita perekonomian. Termasuk bersinergi dengan Polri, Kejaksaan, TNI dan Badan Pangan untuk mengantisipasi jika ada penyimpangan atau menimbun barang,” pungkasnya. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *