Dalam Jangka Panjang, Makanan Ini Berdampak Buruk untuk Otak

HALOSMI.COM- Otak adalah organ terpenting bagi tubuh manusia. Otak berperan sebagai pusat kendali tubuh dan menyusun sistem saraf pusat bersama saraf tulang belakang, maka dari itu kita harus menjaga makanan yang berdampak buruk untuk otak

Melalui sistem saraf pusat, manusia dapat melakukan berbagai aktivitas, seperti berjalan, berbicara, hingga bernapas. Maka dari itu, kesehatan otak harus selalu dijaga, salah satunya melalui pola makan.

Menurut Dr Uma Naidoo, seorang ahli gizi di Harvard Medical School, perubahan pola makan yang sehat dapat membawa perbaikan yang berarti pada suasana hati dan kesejahteraan mental seseorang termasuk dalam meningkatkan kesehatan otak.

Untuk itulah, penting memperhatikan asupan makanan yang akan dikonsumsi sehari-hari. Dr Uma Naidoo menyarankan untuk mengonsumsi beberapa makanan seperti sayuran, buah-buahan, makanan laut, kacang-kacangan, serta biji-bijian karena baik untuk kesehatan otak. Selain itu, makanan tersebut juga merupakan sumber nutrisi penting yang kaya akan antioksidan dan lemak sehat.

Meskipun demikian, ada juga makanan tertentu yang tidak boleh dikonsumsi terlalu sering karena bisa berdampak buruk untuk kesehatan otak. Dua di antara dampak buruknya adalah membuat daya ingat dan fokus menjadi menurun. Oleh karena itu, kamu perlu menghindari atau membatasi asupan makanan tersebut.

Berikut 5 yang berdampak buruk untuk kesehatan otak jika dikonsumsi berlebihan. Check it out!

1. Makanan yang Terbuat dari Minyak Biji-bijian Olahan

Minyak olahan sering kali diekstraksi dari biji-bijian seperti kedelai, jagung, lobak (sumber minyak canola), biji kapas, bunga matahari, dan biji safflower. Sehingga makanan yang terbuat dari minyak olahan ini cenderung mengandung lebih banyak asam lemak omega-6.

Apabila kamu terlalu sering mengonsumsi asam lemak omega-6 maka dapat memicu tubuh untuk memproduksi bahan kimia yang membuat peradangan pada otak. Oleh karena itu, hindari mengonsumsi terlalu sering makanan yang terbuat dari minyak biji-bijian olahan. Sebagai alternatif, Dr Uma Naidoo menyarankan untuk bisa mengganti minyak olahan tersebut menggunakan minyak zaitun atau kelapa.

2. Makanan dengan Gula Tambahan

Makanan dengan gula tambahan telah dikaitkan dengan penyakit Alzheimer, demensia, penurunan kognitif, gangguan memori dan berkurangnya plastisitas hipokampus (bagian otak yang mengontrol memori). Penyakit tersebut muncul karena kelebihan glukosa di otak.

Sehingga kamu perlu menghindarinya agar kesehatan otak tidak terganggu. Sementara itu, melansir dari Eating Well, disarankan agar perempuan membatasi asupan gula tambahan kurang dari 24 gram per hari dan pria kurang dari 36 gram per hari.

Dalam hal ini, ada beberapa contoh makanan yang mengandung gula tambahan dan harus kamu batasi asupannya, yaitu gummy bear dan donat.

Meskipun gula dalam bentuk glukosa diperlukan sebagai sumber energi pada otak, namun jika mengonsumsi gula yang terlalu banyak maka dapat mengalami gangguan memori dan peningkatan risiko demensia.

Begitu pun pada donat. Donat memberi dampak buruk tiga kali lipat jika menyangkut makanan yang tidak mendukung kesehatan otak. Makanan yang biasa dijadikan camilan ini umumnya dibuat dengan tambahan gula, yang apabila dikonsumsi secara berlebihan maka bisa menimbulkan penurunan fungsi kognitif.

3. Makanan Olahan

Terlalu sering mengonsumsi makanan olahan dikaitkan dengan banyak dampak negatif bagi kesehatan termasuk pada kesehatan otak. Ini karena makanan olahan dapat membuat telomer atau “batas” pada DNA manusia menjadi pendek. Memiliki telomer yang lebih pendek berisiko terkena penyakit degeneratif di awal kehidupan. Sebaliknya, telomer yang lebih panjang cenderung mendorong penuaan sel yang sehat.

Lebih lanjut, pada sebuah studi tahun 2022 juga ditemukan fakta bahwa peserta yang mengonsumsi makanan olahan dalam jumlah besar seperti makanan yang dipanggang atau minuman bersoda lebih mungkin mengalami depresi ringan dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsinya lebih sedikit.

4. Makanan dengan Pemanis Buatan

Selain makanan dengan tambahan gula, makanan dengan pemanis buatan juga bisa berdampak buruk untuk kesehatan otak. Pasalnya, kebanyakan pemanis buatan tidak memiliki nilai gizi sehingga dapat meningkatkan bakteri usus “jahat” yang berdampak negatif pada suasana hati dan otak.

Beberapa pemanis buatan yang perlu kamu batasi asupannya atau hindari, misalnya sakarin, sukralosa, stevia, dan aspartam. Jika kamu terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan pemanis buatan tersebut bisa sangat berbahaya karena dapat menyebabkan oksidasi yang meningkatkan radikal bebas berbahaya di otak.

Oleh karena itu, alih-alih menggunakan pemanis buatan pada makanan, kamu bisa mempertimbangkan untuk menggunakan madu, ekstrak buah,  atau gula kelapa.

5. Makanan yang Digoreng

Apapun makanan yang digoreng memang selalu terasa lezat dan menggugah selera. Namun, di balik kelezatan yang diberikannya itu, makanan yang digoreng memiliki sisi gelap yang bisa merusak otak.

Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 18.000 orang menemukan bahwa pola makan tinggi gorengan atau makanan yang digoreng dikaitkan dengan penurunan memori dan kognisi. Sehingga untuk menghindari hal tersebut terjadi, kamu perlu mengurangi makanan yang digoreng. Sebagai alternatif, Dr Uma Naidoo menyarankan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News