Ketahui! Dampak Psikologi Pada Anak yang Ditinggal Ibu Bekerja

HALOSMI.COM- Pilihan menjadi full time mom atau working mom masing-masing punya sisi positif maupun negatif.

Seorang working mom atau ibu bekerja memang punya lebih sedikit waktu untuk anak, tapi ia bisa memberikan sumbangsih bagi pemenuhan kebutuhan keluarga.

Namun di sisi lain, seorang psikoterapis mengingatkan para ibu bekerja agar menyisihkan waktu lebih banyak untuk anak dalam sehari atau akan berdampak psikologi pada anak yang ditinggal ibu bekerja.

Melalui berbagai studi penelitian, peran ganda ibu bekerja memiliki dampak kecil terhadap perilaku anak. Termasuk pada prestasi akademis dalam jangka pendek, dan justru memiliki manfaat jangka panjang bagi Si Kecil.

Sebuah penelitian yang dilakukan di tahun 2018 menemukan bahwa anak perempuan yang dibesarkan oleh ibu bekerja cenderung akan bekerja saat dewasa dan memiliki pendapatan yang lebih tinggi.

Penelitian Amy Hsin dari Queens College-City University of New York dan Christina Felfe dari Universitas St. Gallen di Swiss bekerja untuk meneliti pengaruh ibu bekerja pada psikologi anak.

Hasilnya, meski banyak waktu tersita untuk bekerja, para working mom cenderung menukar kuantitas waktu dengan waktu yang berkualitas bersama Si Kecil.

Setiap minggunya, rata-rata anak yang ibunya bekerja akan menghabiskan waktu 3,2 jam untuk melakukan aktivitas yang tidak terstruktur. Ini merupakan aktivitas yang tidak memerlukan interaksi aktif antara anak dan ibunya.

Tak bisa dipungkiri bahwa sebagian anak dengan ibu yang bekerja, merasa kurang perhatian. Terkadang, hal itu memengaruhi aktivitas dan tumbuh kembangnya. Beberapa anak juga merasa terabaikan oleh ibu yang memiliki pekerjaan.

Namun, ada juga dampak positif yang dirasakan anak-anak yang diasuh Bunda bekerja. Selain itu, anak-anak terinspirasi oleh ibu yang bekerja.

Saat ini, banyak perusahaan memiliki sumber daya yang bertujuan memberdayakan perempuan dan keluarga mereka untuk berkembang.

Tahun 1950, hanya sepertiga wanita yang bekerja, namun saat ini, jumlah tersebut telah meningkat dua kali lipat menjadi hampir 60 persen.

Munculnya pengakuan bahwa kehadiran ibu yang bekerja dapat memberikan manfaat besar bagi perkembangan anak, seperti menanamkan nilai-nilai independensi, kemandirian, dan ambisi, telah mengubah pandangan masyarakat terhadap peran perempuan di tempat kerja dan di rumah.

Ibu yang bekerja memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk perilaku dan sikap anak laki-laki mereka.

Anak laki-laki yang dibesarkan oleh ibu yang bekerja sering kali menunjukkan sikap yang lebih berempati dan dukungan terhadap kesetaraan gender.

Mereka dapat belajar dari ibu tentang pentingnya kemandirian, kerja keras, dan penghargaan terhadap kontribusi perempuan di dunia kerja maupun di rumah tangga.

Ketika memasuki dunia kerja sendiri, anak laki-laki yang dibesarkan oleh ibu yang bekerja cenderung lebih mendukung perempuan di lingkungan kerja, mempromosikan kesetaraan gender, dan lebih peka terhadap kebutuhan perempuan dalam mencapai kesuksesan.

Mereka juga mungkin lebih cenderung untuk menciptakan lingkungan rumah yang mendukung dan mendorong anak perempuan untuk mengejar impian dan meraih prestasi.

Peran ibu yang bekerja tidak hanya memberikan kontribusi langsung terhadap ekonomi keluarga, tetapi juga membentuk pandangan dan sikap anak-anak terhadap gender, pekerjaan, dan kesetaraan dalam masyarakat.

Anak-anak yang dibesarkan oleh ibu yang bekerja juga cenderung mengalami berbagai manfaat dalam tumbuh kembangnya, seperti pengembangan keterampilan sosial, berbicara, dan kontrol motorik halus lebih awal.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News