Longsor di Cibadak, 12 Rumah Ambruk, 51 Jiwa Mengungsi

Longsor yang Meluluh Lantakan 12 Rumah di Kampung Cibatu Hilir, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak (Sumber : HALOSMI.COM)
Longsor yang Meluluh Lantakan 12 Rumah di Kampung Cibatu Hilir, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak (Sumber : HALOSMI.COM)

HALOSMI.COM – Sedikitnya, 12 unit rumah, 1 unit bangunan Musala dan 1 unit bangunan Posyandu di Kampung Cibatu Hilir Rt 1 Rw 11 Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi ambruk akibat longsor dari tebing setinggi 15 meter pada Rabu, 24 Januari 2024 pagi sekira pukul 06.00 WIB.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, mencatat terdapat 15 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 51 jiwa terpaksa mengungsi karena tak lagi memiliki rumah tinggal.

Salah satu saksi mata, Iyus Rusjana (81) yang rumahnya berada di atas bukit mahkota longsoran menyebutkan kejadian tersebut sudah terjadi sejak pagi pukul 05.00 WIB. Batu besar yang tadinya berjarak 50 meter dari rumahnya bergeser dengan sendiri berhimpit ke rumahnya.

“Pas abis sholat subuh, rumah saya tiba-tiba bergetar, pas saya keluat lihat batu udah nempel di tembok rumah belakang,” kata Iyus.

Melihat tanda-tanda bukit akan longsor, Iyus langsung melaporkan kejadian tersebut ke ketua erwe setempat dan langsung meminta warga untuk menghindar karena longsor akan terjadi.

Iyus mengaku berteriak-teriak meminta penghuni rumah yang ada di bawahnya untuk segera keluar dan pergi. Tak selang beberapa lama, longsor pun terjadi dan menghantam rumah-rumah.

“Saya teriak-teriak, keluar-keluar, gak lama longsor langsung ambruk,” ungkapnya.

Sekertaris BPBD Kabupaten Sukabumi, Yudistira menyebutkan akibat kejadian ini pun mengancam 69 rumah lainnya yang berada di sekitar longsoran dan meminta warga untuk melakukan evakuasi dengan segera.

Saat mengetahui longsor susulan bisa terjadi kapan saja, sontak warga langsung melakukan evakuasi barang-barang yang masih ada di dalam rumah untuk menjauh. Warga dibantu oleh petugas untuk melakukan evakuasi.

“Dari data sementara, yang terdampak itu 12 rumah semuanya rusak berat, 2 Fasum (Fasilitas Umum) dan Fasos (Fasilitas Sosial) juga mengalami kerusakan berat. 12 rumah ini terdapat 15 KK yang terdiri dari 51 jiwa yang mengungsi,” jelasnya.

Terkait lokasi pengungsian, Yudistira mengaku telah membuka satu titik posko pengungsian yang berada di lokasi aman. Dirinya rencananya akan melakukan rapat bersama Muspika Kecamatan Cibadak untuk penanganan lebih lanjut.

Saat ditanya mengenai penyebab longsor, Yudistira mengatakan bahwa hal tersebut masih berada dalam assesment BPBD Kabupaten Sukabumi yang masih berada di lokasi longsor.

“Untuk titik pengungsian baru satu yang sudah ada posko dan nanti kita akan rapat untuk menentukan langkah selanjutnya. Untuk penyebab longsor, rekan-rekan kita masih assesment terhadap hal tersebut,” imbuhnya.

 

Seluruh Korban Tak Sempat Selamatkan Harta

Dari 12 rumah yang ambruk akibat longsor, tak ada satupun korban yang sempat menyelamatkan harta benda mereka saat longsor menerjang. Seluruh korban langsung lari menyelamatkan diri dari material longsor yang menimpa rumah mereka pada pagi itu.

Romlah (67), nenek yang tinggal bersama 3 orang anak dan 1 cucunya ini hanya bisa termenung dan meratap rumah miliknya yang telah dihuni puluhan tahun tersebut ambruk terhantam material longsor. Hanya baju yang menempel di badannya yang hanya tersisa miliknya.

Dengan isak tangis, Romlah mencoba tegar dan menceritakan bagaimana longsor meluluh lantahkan rumahnya, sambil menggendong cucunya yang masih berusia 13 bulan.

“Saya lagi nyuci saat itu, saya dengar ada teriakan, awas-awas, langsung saya lihat keluar orang udah pada lari. Saya langsung ambil cucu saya dan langsung lari, 2 menit kemudian langsung longsor, rumah ambruk,” lirihnya.

Romlah, kini tak tahu akan tinggal dimana bersama anak dan cucunya. Dirinya hanya bisa duduk termenung di halaman tetangganya sambil diselimuti kesedihan.

Romlah bersama anak dan cucunya kini terpaksa tinggal di tenda darurat BPBD Kabupaten Sukabumi untuk sementara meskipun hanya dengan satu baju di badannya.

“Gak tau mau kemana, paling di tenda dulu saja,” pungkasnya.(*)

 

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News