HALOSMI.COM – Sejumlah Bahan Pokok Penting (Bapokting) yang dijual di Pasar Tipar Gede dan Pasar Pelita Kota Sukabumi terpantau mengalami kenaikan selama sepekan ini.
Adapun penyebab sejumlah bapokting ini mengalami kenaikan harga yaitu disebabkan berbagai faktor, seperti halnya faktor dari pasokan dan cuaca.
Berdasarkan data yang dihimpun HALOSMI.COM dari 5-11 Februari 2024, bapokting yang mengalami kenaikan harga yaitu komoditas cabai, komoditas beras, daging ayam broiler, bawang merah, telur ayam, ikan tongkol, ikan kembung dan ikan bandeng.
Kasi Pengawasan Barang dan Strategis Dinas Koperasi, Usaha, Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag), Kota Sukabumi, M. Rifki, mengatakan harga cabai merah besar lokal itu naik dari Rp 95 ribu menjadi Rp 110 ribu perkilogram, cabai keriting merah dari Rp 60 ribu menjadi Rp 70 ribu perkilogram dan cabai keriting hijau dari Rp 20 ribu menjadi Rp 24 ribu perkilogram.
“Ya dalam sepekan ini memang harga bapokting yang dijual dipasaran itu paling mahal cabai merah besar lokal, yang dimana harga perkilogramnya mencapai Rp 110 ribu,” ujar Rifki, kepada HALOSMI.COM, pada Minggu, 11 Februari 2024.
Selanjutnya, kata Rifki, harga Beras Ciherang Sukabumi naik dari Rp 13.500 menjadi Rp14.800 perkilogram, beras Ciherang Cianjur 1 dari Rp 13.600 menjadi Rp 14.900 perkilogram, Beras Ciherang Cianjur II dari Rp 13.500 menjadi Rp 14.800 perkilogram.
“Selanjutnya untuk harga beras premium kelas 1 juga naik dari Rp 13.600 mejadi Rp 15.000 perkilogram dan Beras medium terendah dari Rp 12.500 menjadi Rp 13.500 perkilogram,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, harga daging ayam broiler juga naik dari Rp 37 ribu menjadi Rp 38 ribu perkilogram, bawang merah dari Rp 28 ribu menjadi Rp 30 ribu perkilogram dan telur ayam dari Rp 27 ribu menjadi Rp 28 ribu perkilogram.
“Sejumlah bapokting yang ikut mengalami kenaikan harga juga yaitu ikan tongkol dari Rp 30 ribu menjadi Rp 34 ribu perkilogram, ikan kembung dari Rp 35 ribu menjadi Rp 40 ribu perkilogram dan ikan bandeng dari Rp 35 ribu menjadi Rp 45 ribu perkilogram,” pungkasya. (*)
