Soal Data Program Makan Gratis Prabowo, Kemenkes dan BPS Ungkap Hal Ini

Ilustrasi makan nasi. Foto: dok sajian sedap.
Ilustrasi makan nasi. Foto: dok sajian sedap.

HALOSMI.COM – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pusat Statistik (BPS) buka suara terkait data program makan gratis yang dijanjikan Bakal Calon Presiden (Bacapres) Prabowo Subianto.

Diketahui, program itu diperuntukkan bagi pelajar, siswa pra sekolah, hingga ibu hamil agar mendapat gizi yang seimbang.

Dalam program itu Tim Prabowo mengasumsikan kelompok penerima program terdiri dari 44 juta anak sekolah dan 30 juta anak pra sekolah. Jika ditotal dengan ibu hamil, jumlahnya mencapai 77 juta jiwa.

Selain itu, juga ada program tunjangan Rp1 juta-Rp2 juta untuk guru, mengingat ada sedikitnya 3,3 juta guru di luar Jakarta tidak dapat gaji layak.

Baca juga: Prabowo Umbar Janji Makan Gratis Bagi Seluruh Pelajar Indonesia

Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS, Ahmad Avenzora, mengungkapkan pihaknya tidak memiliki dan tidak pernah mengeluarkan data absolut terkait jumlah anak sekolah dan pra sekolah, apalagi dikaitkan dengan kecukupan gizi.

“Untuk indikator pendidikan kami hanya mengeluarkan indikator-indikator makro seperti angka partisipasi sekolah, rata-rata lama sekolah, dan lain-lain. Jadi kami tidak punya perbandingan angka di atas dengan angka BPS, karena BPS tidak punya indikator seperti yang dimaksud,” ujar Ahmad, dikutip dari CNN Indonesia, Selasa 12 September 2023.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Nadia Tarmizi, mengungkapkan jumlah ibu hamil di Indonesia diperkirakan 4,5 juta. Namun, ia tak membantah data yang diungkap Tim Prabowo, karena tidak ada angka spesifik terkait jumlah ibu hamil yang digunakan.

“Ibu hamil perkiraan kita sekitar 4,5 juta,” ujarnya.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan program itu akan memerlukan anggaran Rp 400 triliun degan melibatkan UMKM, Badan Usaha Milik Desa, hingga koperasi.

“Kita sudah hitung untuk program satu kali makan setiap hari, 365 hari, kita perlu Rp 400 triliun tambahan setiap tahun. Apakah ada uangnya? Tim ahli kita sudah hitung, bakal ada uang itu Rp 400 triliun,” ucap Hashim. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News