HALOSMI.COM – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya mengakui telah membakar pesawat Susi Air yang baru saja mendarat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa pagi, 7 Februari 2023.
Dalam keterangan tertulisnya, juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengaku telah menyandera pilot dari pesawat tersebut.
Menanggapi kondisi tersebut, pemilik maskapai Susi Air, Susi Pudjiastuti memohon kepada masyarakat untuk berdoa agar pilot yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Baca juga: Pesawat Susi AIr Dibakar OPM di Bandara Paro Kabupaten Nduga, Pilot Disandera!
“Mohon dukungan & doa semoga pilot kami di Nduga Paro diberikan lindungan Alloh SWT .. bisa kami jemput selamat,” tulis Susi di akun Twitternya, Selasa, 7 Februari 2023.
Mohon doakan dan dukungannya. Dengan segala kerendahan hati dan atas nama kemanusiaan ..Kami mohon keselamatan pilot & penumpang PK BVY. 🙏🙏🙏 https://t.co/9LP1pstNk4
— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) February 7, 2023
DIketahui Juru bicara TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya menyebut telah membakar pesawat Susi Air yang baru saja mendarat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua pada Selasa 7 Februari 2023 pagi.
Selain mengakui membakar pesat Susi Air, TPNPB-OPM juga telah menyandera pilot dari pesawat Susi Air.
“Pilotnya kami sudah Sandera dan kami sedang bawa keluar, untuk itu anggota TNI-Polri tidak boleh tembak atau interogasi masyarakat sipil Nduga sembarang, karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma di bawah Pimpinan Panglima Brigjen Egianus Kogoya,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari laman Disway, Selasa 7 Februari 2023.
Kelompok ini menyampaikan tuntutan kepada Pemerintah RI untuk menghentikan jalur masuk ke Kabupaten Nduga dan akan melepaskan pilot setelah RI melepas Papua.
“Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma tidak akan pernah kasih kembali atau kasih lepas pilot yang kami Sandera ini, kecuali NKRI mengakui dan lepaskan kami dari negara kolonial Indonesia (Papua merdeka),” kata dia dalam keterangannya.
Menurut Sebby, ini kali kedua mereka melakukan penyanderaan.
“Pertama penyelenggaraan Tim Lorenz pada tahun 1996 di Mapenduma,” ucapnya. (**)