Tanggapi Yusril, Muraz: Partai yang Tidak Dipilih Rakyat Harus Tahu Diri

Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Mohamad Muraz.
Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Mohamad Muraz.

HALOSMI.COM – Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Mohamad Muraz merespon pernyataan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra yang menyebut hanya tersisa dua partai politik, yakni PBB dan PDI-P yang berdasarkan ideologi di Indonesia. 

Disamping itu, Yusril meyebut sistem proporsional terbuka yang awalnya bertujuan menghilangkan jarak pemilih dan kandidat wakil rakyat, ternyata memunculkan jarak antara pemilih dan kandidat wakil rakyat yang melemahkan posisi partai politik.

“Penyerahan keputusan keterpilihan suara terbanyak dalam empat kali pemilu telah menampilkan banyak sisi gelap dari sistem proporsional terbuka,” ucap Yusril Ihza Mahendra dalam Sidang Pleno MK yang digelar pada Rabu 8 Maret 2023 di Ruang Sidang Pleno MK.

“Ya, Pa Yusril akademisi di bidang hukum tata negara dan juga pengacara hebat. Biasanya bicara hukum hebat dan lurus (dulu saya kagum.red). kali ini saya anggap sudah masuk angin,” kata Muraz kepada HALOSMI.COM, Kamis 9 Maret 2023.

Menurut pria yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Kota Sukabumi ini menjelaskan, semua sistem di dunia ini pasti ada kelemahan. Yusril tidak membandingkan bagaimana pemilu tertutup sudah dilaksanakan sejak zaman orde lama dan masa orde baru. 

“Ujung-ujungnya orang kaya atau populer, kroni yang dekat dengan pimpinan atau pengurus partailah yang jadi anggota Parlemen. Apa bersih dari money politik ? Nonsen,” ungkap Muraz. 

“Bahkan Rakyat hanya jadi objek pemilu yang hak suaranya pun tidak dihargai. Rakyat tidak pernah kenal wakil rakyat,” tambahnya. 

Lanjut Muraz, kalau pemilu dengan sistem terbuka berakibat partai jadi lemah, kaderisasi tidak jalan, itu barangkali pimpinan partainya saja yang tidak mampu.

Rakyat jadi pragmatis dan terjadi money politik dan yang jadi wakil rakyat hanya orang-orang populer dan berduit ? Ini penghinaan untuk rakyat Indonesia sebagai pemilik suara. 

“Tidak sedikit orang populer dan berduit tidak terpilih. yang jelas partai yang terlalu banyak dan Caleg yang begitu banyak berakibat rakyat pusing dan di iming-imingi uang,” urai Muraz.

Mantan Wali Kota Sukabumi ini menambahkan, bagusnya partai yang sudah tidak dipilih rakyat. Ya, tau diri dan tidak usah ikut pemilu untuk satu-dua periode atau selamanya. 

“Saya yakin kalau ada referendum untuk sistem pemilu tertutup dan terbuka ini, mayoritas rakyat akan pilih sistem terbuka,” tegas Muraz. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News