Ragam  

Mengapa Rumah di Arab Tidak Pakai Genteng? Ini Alasannya

HALOSMI.COM- Seperti yang kita tahu, di dunia ini bahkan di Indonesia pun banyak rumah-rumah yang mempunyai ciri khas khusus.Salah satunya adalah rumah di Arab yang tidak pakai genteng.

Alasannya adalah untuk menyesuaikan kondisi iklim, sekaligus mencerminkan usaha manusia dalam bertahan hidup dengan lingkungan tempat tinggalnya.

Dilansir dari laman Benton Roofing, hingga sekitar 120 tahun yang lalu, rumah dengan atap datar alias tanpa genteng banyak ditemukan di daerah dengan iklim kering yang curah hujannya lebih sedikit.

Itulah mengapa rumah tanpa genteng alias atap datar sering ditemukan pada arsitektur Arab kuno dan Mesir.

Ini dia beberapa alasan mengapa rumah di Arab tidak pakai genteng.

1. Menyesuaikan Iklim Panas dan Kering

Diketahui, wilayah Arab merupakan kawasan kering dan panas karena dikelilingi oleh gurun dan padang pasir. Dalam hal ini, bentuk rumah kotak tanpa genteng punya kekuatan untuk menghadapi iklim di negeri Arab tersebut.

2. Menjaga Suhu

Bentuk atap datar tanpa genteng juga membantu menjaga suhu dalam rumah agar tetap stabil. Pasalnya, atap datar tidak membuat panas matahari terperangkap di bawah genteng.

Sehingga, hal ini bisa membantu mengurangi pemanasan yang berlebih dalam rumah.

3. Penghalang Kokoh Bagian Atas

Aslinya, rumah atap datar seringnya terbuat dari jerami, seperti dedaunan, jerami, dan ranting. Bahan-bahan itu kemudian dikumpulkan, lalu dipadatkan dalam tanah liat untuk mengisi ruang-ruang kosong.

Salah satu tujuannya yaitu untuk menciptakan penghalang kokoh untuk bagian atas rumah dan bangunan. Dalam hal ini, atap yang datar cenderung memiliki tingkat ketahanan yang lebih tinggi daripada rumah dengan genteng miring.

Sekitar pada abad ke-19, atap datar menjadi populer dan meluas hingga ke Amerika dan Eropa.

Walaupun rumah tanpa genteng belum umum digunakan pada awal sejarahnya, kemunculan bahan tahan air, beton, serta baja struktural membuat atap datar menjadi sangat praktis.

Atap datar bahannya dapat bertahan bertahun-tahun. Namun, pada akhir tahun 1950-an dan 1960-an, bahan mineral felt, lembaran atap berbahan bitumen menjadi populer karena ringan dan terjangkau.

Selain rumah, saat ini atap datar juga sering digunakan untuk bangunan komersial. Atap datar memungkinkan bangunan komersial karena memenuhi persyaratan kawasan bisnis terkait estetika, sehingga menciptakan tampilan yang seragam dan bersih.

Struktur atap jenis ini juga bisa sangat tahan lama, sehingga membuat pemilik bangunan komersial bisa yakin, bahwa investasi mereka akan tahan terhadap cuaca dan bertahan cukup lama.

Ruang yang ditawarkan oleh atap datar memungkinkan lebih banyak ruang operasional di dalam gedung.

Di sisi lain, beberapa daerah geografis yang mengalami hujan lebat maupun salju tentu memerlukan atap miring. Tujuannya agar air tidak menggenang yang menyebabkan atap bocor atau melorot.

Singkatnya, evolusi atap datar sangat bergantung pada faktor-faktor misalnya ketersediaan material serta teknologi yang akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *