Tekno  

Tak Harus Pakai ChatGPT, Ini Beberapa Tools AI Buat Bantu Riset

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Pixabay.
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Pixabay.

HALOSMI.COM – Artificial Intelligence (AI) kini sudah menyatu dengan kehidupan manusia. AI juga bisa membantu tugas sehari-hari, bahkan bisa menolong manusia dalam riset penelitian.

Salah satu platform AI yang terkenal di kalangan akademis adalah ChatGPT. ChatGPT merupakan chatbot AI yang bisa menjawab pertanyaan manusia. Kecepatannya dalam menyajikan informasi menjadi pilihan bagi para mahasiswa dalam melakukan riset.

KC Tang dari iesResearch, lembaga riset internasional, mengatakan jika ChatGPT sangat memudahkan peneliti. Maka platform AI bisa berperan sebagai teman diskusi.

“Ini seperti berbincang di kehidupan nyata dengan seorang teman. Bisa berdiskusi, dan lain lain,” katanya dikutip dari detik, Sabtu 14 Oktober 2023.

Selain ChatGPT, KC Tang juga menyebutkan sejumlah AI tools atau produk AI lainnya yang memanfaatkan konsep LLM atau model bahasa besar.

“Seperti Microsoft Bing, Scite, Grammarly, hingga Consensus,” tandasnya.

3 Tools AI Untuk Riset

KC Tang memberikan sejumlah contoh tools AI yang bisa dimanfaatkan untuk riset. Contohnya berupa peer-reviewed research engine dengan LLM dari Scite Assistant.

1. Scholarcy

Salah satu tools AI yang bisa dimanfaatkan untuk riset adalah Scholarcy. Menurut Tang, Scholarcy dapat membantu peneliti membuat highlight bahkan literature review dengan akurat dan tidak bias.

“Ini dapat memberi Anda sorotan, dan sangat penting untuk penelitian Anda,” tuturnya.

2. Writefull

Writefull berfungsi mengoreksi naskah, panduan penulisan akademis, dan pemeriksaan bahasa. Menurut situs resminya, Writefull menggunakan big data dalam memberikan saran terkait pemilihan bahasa.

3. Mind the Graph

Tools terakhir bernama Mind the Graph. Tools ini berguna untuk membuat poster, gambar, graphical abstract, hingga infografis bagi dokter dan researcher.

Kendati demikian, KC Tang mengingatkan mahasiswa maupun peneliti untuk mengecek ulang bahan riset yang telah diulas atau diberikan oleh AI.

“Cek sumbernya atau lakukan literature review,” pungkasnya. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *