Demam Tinggi Menyebabkan Step, Ini Cara Mengatasinya!

HALOSMI.COM- Step akan terjadi pada siapa saja tidak hanya anak kecil tetapi bisa terjadi pada orang dewasa, namun balita sering kali mengalami step ya, penyebabnya berawal dari demam yang tinggi, nah bagaimana sih cara mengatasinya?

Jenis step atau kejang demam ini ini spesifik untuk usia, terjadi pada bayi 6 bulan dan anak-anak hingga usia 5 tahun. Kejang demam paling sering terjadi antara usia 12 dan 18 bulan, Bunda.

Yuk Kenali Dulu Gejala Step atau Kejang Demam

Ada tiga tanda dan gejala utama kejang demam? Gejala khas dari kejang demam meliputi:

Seluruh tubuh gemetar.

Seorang anak yang mengalami kejang demam kehilangan kendali atas gerakan otot di satu atau kedua sisi tubuhnya.Ini biasanya melibatkan gemetar,

kaku atau tegang.


Penurunan kesadaran. Anak mungkin pingsan, atau matanya mungkin berputar ke belakang. Kehilangan kesadaran dapat terjadi dengan atau tanpa gemetar.

Kehilangan kendali.

Anak mungkin muntah, ngiler, buang air kecil atau buang air besar.

Ini Cara Mengatasi Anak Step atau Kejang Demam

1. Tidak Panik Berlebihan

Melihat anakmengalami kejang bisa sangat menakutkan, tetapi penting bagi kita untuk tetap setenang mungkin.

2. Jangan masukkan benda asing ke mulut

Dijelaskan dr. Sp.A, selama ini, yang paling sering dilakukan adalah orang tua memasukkan sendok, kopi, kecap, kain, atau benda lainnya ke dalam mulut anak.

Tindakan ini merupakan penanganan yang kurang tepat karena bisa membuat anak jadi tersedak. Memasukkan berbagai benda asing ke mulut anak saat kejang membuat kondisinya jadi lebih berbahaya, Bunda. Jika anak tersedak, akhirnya bisa menyebabkan kematian.

3. Longgarkan baju anak

Ketika anak kejang, longgarkan baju anak, Bunda. Saat kondisinya kaku, anak membutuhkan ruang gerak yang lebih bebas sehingga anak mendapatkan banyak udara.

4. Posisikan terlentang atau miring

Menempatkan anak di tempat yang aman adalah hal penting yang perlu dilakukan saat anak kejang. Ketika kejang, posisikan anak terlentang atau miring untuk mencegahnya tersedak.

Jangan meletakkan anak di atas meja atau tempat tidur yang sempit mereka bisa jatuh, dan jangan mencoba menggendong atau menahannya. Justru meningkatkan risiko cedera.

5. Amati pernapasan anak

Perhatikan tanda-tanda masalah pernapasan, termasuk warna kebiruan di wajah.

6. Hitung durasi kejang

Bunda harus menghitung durasi kejang pada anak. Jika kejang berlangsung lima menit atau lebih dan tidak melambat atau berhenti, Bunda harus segera menghubungi rumah sakit atau bawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).

7. Ukur suhu tubuh

Jangan lupa untuk menghitung suhu tubuh anak ketika kejang. Hal ini juga penting untuk dilakukan.

8. Berikan obat kejang jika kejang berulang

Pada orang tua yang anaknya mengidap epilepsi atau sering kejang, mereka pasti memiliki penanganan pertama, yakni obat kejang yang diberikan melalui anus. Namun, obat ini hanya diberikan kepada anak yang memiliki riwayat kejang dan harus dengan resep Dokter, ya.

Anak yang tidak memiliki riwayat kejang tidak boleh menyimpang obat kejang ini, Hal ini karena obat kejang memiliki risiko tinggi yang diberikan tanpa pengawasan dokter.

9. Bawa ke rumah sakit

Jika anak dengan riwayat kejang masih terus kejang meski sudah diberikan obat kejang melalui anus, segera bawa anak ke rumah sakit. Kalau anak yang belum pernah mengalami kejang telah dilakukan pertolongan pertama, bawa juga anak ke rumah sakit.

Anak dengan kejang pertama kali di usia berapapun harus segera diobservasi. Anak harus tetap dibawa ke rumah sakit meski mengalami kejang selama 5 detik, 10 detik, atau lebih.

Sudah tau kan ya jangan lupa di terapkan jika mengalaminya ya!

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari halosmi.com di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *